BEBERAPA ISTILAH TEKNIS
DALAM TES PSIKOLOGIS
1.
PENGERTIAN TES PSIKOLOGIS
Tes psikologis
merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes
yang dilakukan dapat berbentuk tes tertulis, visual, atau evaluasi secara
verbal yang teradministarsi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional. Tes
dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa. Tes ini diadministrasikan
untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.[1]
Menurut Anastasi
dan Urbina (1998), tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif
dan dibakukan (distandarisasikan) atas sampel perilaku tertentu. Standarisasi
mengimplikasikan keseragaman cara dalam menyelenggarakan tes dan penskoran tes.
Dalam rang menjaga keseragaman kondisi-kondisi testing, penyusun tes
menyediakan petunjuk-petunjuk yang rinci bagi penyelenggaraan setiap tes yang
baru dikembangkan.
Menurut Cornbach
(1984), cenderung mendefinisikan tes psikologs sebagai suatu prosedur yang
distandarisasikan yang digunakan tester untuk mengukur kemampuan potensial
subjek. Dalam pandangan ini prosedur diartikan sebagai tata cara yang spesifik
dan kongkrit.[2]
Jadi, tes
psikologis adalah tes yang dilakukan untuk mengukur aspek-aspek psikis yang ada
pada individu,seperti kecenderungan perilaku. Tes biasanya berbentuk tertulis,
visual, atau evaluasi secara verbal.
2.
BEBERAPA ISTILAH TEKNIS DALAM TES PSIKOLOGIS
a.
Pengukuran
Dalam istilah asing, pengukuran adalah measurement yang artinya ukuran.
Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran juga
merupakan perbandingan dengan standar. Pengukuran dalam tes psikologis
merupakan pengukuran dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran
psikologi disebut sebagai psychological
tarits yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku. Pengukuran
bersifat kuantitatif.
b.
Penilaian
Dalam istilah asing, penilaian adalah evaluation. Menilai berarti
mengambil suatu keputusan terhadap
sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Penilaian merupakan istilah yang umum
dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan
dengan cara memberikan suatu ukuran baik atau uruk. Penilaian bersifat kualitatif.[3]
c.
Evaluasi
Evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal apa, dan bagaimana tujuan tes yang sudah tercapai. Proses evaluasi
bukansekedar mengukur mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan
untuk membuat keputusan. Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi utnuk melihat
apakah suatu program yang sudah direncanakan sudah tercapai atau belum. Pada
hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk
menentukan kualitas dari sesuatu.
Hasil
evaluasi dapat berupa nilai, baik atau buruk, indah atau jelek, tepat atau
salah sasaran,dsb.[4]
d.
Tes dan Testing
Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan
aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung pada
petunjuk yang diberikan.
Menurut Anne Anastasi, tes merupakan alat
pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secar
meluas serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan psikis atau
tingkah laku.
Menurut
Cornbach, tes merupakan alat pengukur yang sistematis untuk membandingkan
tingkah laku dua orang atau lebih.
Jadi, tes merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara atau
aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Testing
Testing merupakan saat pada waktu tes
dilaksanakan atau saat pengambilan tes. Testing disebut juga dengan waktu
pelaksanaan tes. [5]
e.
Tes Standar dan Standar Tes
Tes Standar
Tes standar adalah tes yang dibuat oleh
suatu lembaga profesional untuk keperluan tertentu. Bentuk tes standar secara
umum adalah pilihan ganda. Tes standar disusun melalui prosedur empiris dengan
melibatkan beberapa ahli yang terkait dengan bidang pengembangan tes tersebut.
Prosedur empiris pada penyusunan tes standar teruji validitas dan
reabilitasnya. Tes standar disebut juga dengan tes yang sudah di
standarisasikan.
Standar Tes
Standar tes merupakan etika yang terdapat
dalam tes. Standar tes merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik dan
tindakan yang tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.[6]
f.
Tester dan Testee
Tester
Tester dalam istilah Indonesia adalah pencoba. Tester merupakan orang yang diserahi
tigas untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata
lain, tester adalah subjek evaluasi. Tapi dakalanya hanya orang yang diutunjuk
oelh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya. Tugas tester antara lain :
1)
Mempersiapkan ruangan dan
perlengkapan yang diperlukan
2)
Membagikan lembaran tes dan
alat-alat lain untuk mengerjakan
3)
Menerangkan cara mengerjakan
tes
4)
Mengawasi respinden
mengerjakan tes
5)
Memberikan tanda-tanda waktu
6)
Mengumpulkan
pekerjaan-pekerjaan responden
7)
Mengisi berita acara atau
laporan yang diperlukan jika ada.
Testee
Testee dalam istilah Indonesia adalah mencoba. Testee merupakan
responden yang sedang mengerjakan tes . Orang-orang inilah yang akan dinilai
atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.[7]
g.
Inventori
Inventori adalah suatu alat yang digunakan
untuk menaksir dan menilai ada atau tidaknya tingkah laku, minat, sikap
tertentu, dan sebagainya dalam diri individu. Biasanya inventori ini bebentuk
pertanyaan yang harus dijawab. Dengan alat ini diharapka n individu dapat menunjukkan
bagaimana biasanya ia merasa, bersikap, berbuat, dan mengerjakan sesuatu.
h.
Pengadministraisan Tes Psikilogis
a.
Setting Fisik
Tes akan diadministrasikan dalam
kelas. Kondisi sama akan mendukung efektifitas belajar harus dilanjutkan selama
tes. Ruang harus tenang, lampu terang, ventilasi bagus dan bebas dari
interupsi.
b.
Iklim Piskologis
Membuat iklim posotif dalam atmosfer
kelas, sehingga siswa dapat menghadapi situasi tes dengan tenang. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberi pengertian alasan tes dilakukan dan meyakinkan siswa
bahwa persiapan tes yang bagus akan membantu siswa. [8]
i.
Faking
Faking atau pengelabuan jawaban biasanya
terjadi saat individu mengerjakan inventori. Faking terbagi atas dua, yaitu
faking good dan faking bad.
Faking good yaitu memberikan impresi yang
lebih baik atau dapat dikatakan membaik-baikkan dirinya. Tidak menggambarkan
keadaan dirinya yang sebenarnya. Tujuannya adalah agar hasil tes lebih baik dan
dapat diterima dikalangan tertentu.
Faking bad
yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk,dengan tujuan untuk
menghindari tugas-tugas tertentu yang mungkin akan diberikan kepadanya.[9]
j.
Kode Etik Tes
Kode etik
tes terutama mencakup empat hal, yaitu :
1.
Kerahasiaan Hasil Tes
Setiap pendidik dan pengajar wajib
melindungi kerahasiaan hasil tes, baik secara hasil individual maupun kelompok.
Hasil tes hanya dapat diberitahukan kepada orang lain apabila adaizin dari peserta didik yang bersangkutan
atau orang yang bertanggung jawab terhadap peserta didik.
2.
Keamanan Tes
Tes merupakan alat pengukur yang
hanya dapat digunakan secara profesional. Dengan demikian, tes tidak dapat
digunakan diluar batas-batas yang ditentukan oleh profesionalisme pekerjaan
guru. Sehingga setiap pendidik harus dapat menjamin keamanan tes baik sebelum
mauun sesudah tes digunakan.
3.
Interpretasi Hasil Tes
Hal yang paling mengandung
kemungkinan penyalahgunaan hasil tes ialah penginterpretasian hasil tes secara
salah. Karena itu, maka interpretasi hasil tes harus diikuti tanggung jawab
profesional.
4.
Penggunaan Tes
Hasil tes haruslah digunakan secara
patut. Bila hasil tes tertentu merupakan tes baku, maka tes tersebut harus
digunakan dibawah ketentuan yang berlaku bagi pelaksaan tes tersebut.
Secara lebih mendasar, etika tes ini
diatur dalam standar tes yang dikembangkan oleh organisasi profesional. Semua
standar tes mencakup dua aspek utama, yaitu tes hasil belajar dan tes
psikologi. Pelanggaran terhadap standar tes ini merupakan pelanggaran terhadap
etika profesi, yang dalam hal tertentu dapat merupakan suatu kejahatan.[10]
[1] Daruma, AR.2003.Pengunaan
Tes Psikologi.Maksar : Penerbit FIP UNM
[2] Sudijono,Anas.1998.Pengantar
Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
[3] Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
[4] Haryati,Mimin.2007.Model
dan Teknik Penilaian pada Satuan Pendidikan.Jakarta:GP Press
[5]Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
[6] Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
[7] Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
[8] Sudijono,Anas.1998.Pengantar
Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
[9] Daruma, AR.2003.Pengunaan
Tes Psikologi.Maksar : Penerbit FIP UNM
[10] Sudijono,Anas.1998.Pengantar
Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
klau pengertian tester daftar pustakanya apa yaaa mba...
BalasHapusPenilaian dan evaluasi tentang istilah teknis dalam tes psikologi apa kak?
BalasHapus