Jumat, 26 Desember 2014

IN MY MAIN



“terkadang kita lebih bisa menyelesaikan masalah orang lain di bqndingkan masalah kita sendiri,itu karena dlm menyelesaikan masalah orang lain kita selalu berusaha untuk bisa nemahami perasaan orang tersebut..
sedangkan ketika mencoba untuk menyekesaikan permasalahan kita sendiri,kita terlalu mementingkan ke ego,kita cenderung tidak mau untuk menjadi yg bersalah dan sllu menganggap bahwa kita selalu benar..”

“bagaimana mungkin anda berharap orang lain akan menghargai anda, sementara anda sendiri malah merendahkan harga diri anda didepan banyak orang,segala sesuatu itu dimulai oleh anda terlebih dahulu kepada diri anda sendiri,dan orang lain akan menilai anda tergantung pada bagaimana anda menilai dan menghargai diri anda,,,”

“terkadang kita memang harus melepaskan apa yang kita cintai demi suatu hal yang lebih baik,namun jangan khawatir karena semua nya telah diatur dengan sebaik mungkin dan jika dia menghendaki maka kesempatan itu akan datang kembali...”

“Lupakan masa lalu yang menyakitkan, bangkit dan kembalilah mengejar mimpi. Sebab hari ini masih ada kesempatan untukmu,,,”
-.-




in my main



“terkadang kita lebih bisa menyelesaikan masalah orang lain di bqndingkan masalah kita sendiri,itu karena dlm menyelesaikan masalah orang lain kita selalu berusaha untuk bisa nemahami perasaan orang tersebut..
sedangkan ketika mencoba untuk menyekesaikan permasalahan kita sendiri,kita terlalu mementingkan ke ego,kita cenderung tidak mau untuk menjadi yg bersalah dan sllu menganggap bahwa kita selalu benar..”

“bagaimana mungkin anda berharap orang lain akan menghargai anda, sementara anda sendiri malah merendahkan harga diri anda didepan banyak orang,segala sesuatu itu dimulai oleh anda terlebih dahulu kepada diri anda sendiri,dan orang lain akan menilai anda tergantung pada bagaimana anda menilai dan menghargai diri anda,,,”

“terkadang kita memang harus melepaskan apa yang kita cintai demi suatu hal yang lebih baik,namun jangan khawatir karena semua nya telah diatur dengan sebaik mungkin dan jika dia menghendaki maka kesempatan itu akan datang kembali...”

“Lupakan masa lalu yang menyakitkan, bangkit dan kembalilah mengejar mimpi. Sebab hari ini masih ada kesempatan untukmu,,,”
-.-




Minggu, 07 Desember 2014

PSIKOLOGI TES




BEBERAPA ISTILAH TEKNIS DALAM TES PSIKOLOGIS
1.      PENGERTIAN TES PSIKOLOGIS
            Tes psikologis merupakan tes yang dilakukan untuk mengukur aspek individu secara psikis. Tes yang dilakukan dapat berbentuk tes tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministarsi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional. Tes dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa. Tes ini diadministrasikan untuk mengukur fungsi atau kemampuan kognitif dan emosional seseorang.[1]
            Menurut Anastasi dan Urbina (1998), tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan (distandarisasikan) atas sampel perilaku tertentu. Standarisasi mengimplikasikan keseragaman cara dalam menyelenggarakan tes dan penskoran tes. Dalam rang menjaga keseragaman kondisi-kondisi testing, penyusun tes menyediakan petunjuk-petunjuk yang rinci bagi penyelenggaraan setiap tes yang baru dikembangkan.
            Menurut Cornbach (1984), cenderung mendefinisikan tes psikologs sebagai suatu prosedur yang distandarisasikan yang digunakan tester untuk mengukur kemampuan potensial subjek. Dalam pandangan ini prosedur diartikan sebagai tata cara yang spesifik dan kongkrit.[2]
            Jadi, tes psikologis adalah tes yang dilakukan untuk mengukur aspek-aspek psikis yang ada pada individu,seperti kecenderungan perilaku. Tes biasanya berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal.

2.      BEBERAPA ISTILAH TEKNIS DALAM TES PSIKOLOGIS

a.      Pengukuran
      Dalam istilah asing, pengukuran adalah measurement yang artinya ukuran. Mengukur berarti membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. Pengukuran juga merupakan perbandingan dengan standar. Pengukuran dalam tes psikologis merupakan pengukuran dengan obyek psikologis tertentu. Objek pengukuran psikologi disebut sebagai psychological tarits yaitu ciri yang mewarnai atau melandasi perilaku. Pengukuran bersifat kuantitatif.


b.      Penilaian
      Dalam istilah asing, penilaian adalah evaluation. Menilai berarti mengambil  suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk. Penilaian merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan dengan cara memberikan suatu ukuran baik atau uruk. Penilaian bersifat  kualitatif.[3]

c.       Evaluasi
      Evaluasi  merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan tes yang sudah tercapai. Proses evaluasi bukansekedar mengukur mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Evaluasi merupakan kegiatan identifikasi utnuk melihat apakah suatu program yang sudah direncanakan sudah tercapai atau belum. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas dari sesuatu.
Hasil evaluasi dapat berupa nilai, baik atau buruk, indah atau jelek, tepat atau salah sasaran,dsb.[4]

d.      Tes dan Testing
Tes
      Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung pada petunjuk yang diberikan.
      Menurut Anne Anastasi, tes merupakan alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan secar meluas serta dapat digunakan untuk mengukur dan membandingkan psikis atau tingkah laku.
Menurut Cornbach, tes merupakan alat pengukur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih.
      Jadi, tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara atau aturan-aturan yang sudah ditentukan.
Testing
      Testing merupakan saat pada waktu tes dilaksanakan atau saat pengambilan tes. Testing disebut juga dengan waktu pelaksanaan tes. [5]

e.       Tes Standar dan Standar Tes
Tes Standar
      Tes standar adalah tes yang dibuat oleh suatu lembaga profesional untuk keperluan tertentu. Bentuk tes standar secara umum adalah pilihan ganda. Tes standar disusun melalui prosedur empiris dengan melibatkan beberapa ahli yang terkait dengan bidang pengembangan tes tersebut. Prosedur empiris pada penyusunan tes standar teruji validitas dan reabilitasnya. Tes standar disebut juga dengan tes yang sudah di standarisasikan.
Standar Tes
      Standar tes merupakan etika yang terdapat dalam tes. Standar tes merupakanetika tes, yang membedakantes yang etik dan tindakan yang tidak etis dalam pelaksanaan tes secara profesional.[6]

f.       Tester dan Testee
Tester
      Tester dalam istilah Indonesia adalah  pencoba. Tester merupakan orang yang diserahi tigas untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain, tester adalah subjek evaluasi. Tapi dakalanya hanya orang yang diutunjuk oelh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya. Tugas tester antara lain :
1)      Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan
2)      Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan
3)      Menerangkan cara mengerjakan tes
4)      Mengawasi respinden mengerjakan tes
5)      Memberikan tanda-tanda waktu
6)      Mengumpulkan pekerjaan-pekerjaan responden
7)      Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan jika ada.

Testee
Testee dalam istilah Indonesia adalah mencoba. Testee merupakan responden yang sedang mengerjakan tes . Orang-orang inilah yang akan dinilai atau diukur, baik mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.[7]



g.      Inventori
      Inventori adalah suatu alat yang digunakan untuk menaksir dan menilai ada atau tidaknya tingkah laku, minat, sikap tertentu, dan sebagainya dalam diri individu. Biasanya inventori ini bebentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dengan alat ini diharapka n individu dapat menunjukkan bagaimana biasanya ia merasa, bersikap, berbuat, dan mengerjakan sesuatu.

h.      Pengadministraisan Tes Psikilogis
a.      Setting Fisik
            Tes akan diadministrasikan dalam kelas. Kondisi sama akan mendukung efektifitas belajar harus dilanjutkan selama tes. Ruang harus tenang, lampu terang, ventilasi bagus dan bebas dari interupsi.
b.      Iklim Piskologis
            Membuat iklim posotif dalam atmosfer kelas, sehingga siswa dapat menghadapi situasi tes dengan tenang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi pengertian alasan tes dilakukan dan meyakinkan siswa bahwa persiapan tes yang bagus akan membantu siswa. [8]

i.        Faking
      Faking atau pengelabuan jawaban biasanya terjadi saat individu mengerjakan inventori. Faking terbagi atas dua, yaitu faking good dan faking bad.
      Faking good yaitu memberikan impresi yang lebih baik atau dapat dikatakan membaik-baikkan dirinya. Tidak menggambarkan keadaan dirinya yang sebenarnya. Tujuannya adalah agar hasil tes lebih baik dan dapat diterima dikalangan tertentu.
Faking bad yaitu sengaja memberikan impresi yang lebih buruk,dengan tujuan untuk menghindari tugas-tugas tertentu yang mungkin akan diberikan kepadanya.[9]

j.        Kode Etik Tes
Kode etik tes terutama mencakup empat hal, yaitu :
1.      Kerahasiaan Hasil Tes
            Setiap pendidik dan pengajar wajib melindungi kerahasiaan hasil tes, baik secara hasil individual maupun kelompok. Hasil tes hanya dapat diberitahukan kepada orang lain apabila  adaizin dari peserta didik yang bersangkutan atau orang yang bertanggung jawab terhadap peserta didik.

2.      Keamanan Tes
            Tes merupakan alat pengukur yang hanya dapat digunakan secara profesional. Dengan demikian, tes tidak dapat digunakan diluar batas-batas yang ditentukan oleh profesionalisme pekerjaan guru. Sehingga setiap pendidik harus dapat menjamin keamanan tes baik sebelum mauun sesudah tes digunakan.

3.      Interpretasi Hasil Tes
            Hal yang paling mengandung kemungkinan penyalahgunaan hasil tes ialah penginterpretasian hasil tes secara salah. Karena itu, maka interpretasi hasil tes harus diikuti tanggung jawab profesional.

4.      Penggunaan Tes
            Hasil tes haruslah digunakan secara patut. Bila hasil tes tertentu merupakan tes baku, maka tes tersebut harus digunakan dibawah ketentuan yang berlaku bagi pelaksaan tes tersebut.

            Secara lebih mendasar, etika tes ini diatur dalam standar tes yang dikembangkan oleh organisasi profesional. Semua standar tes mencakup dua aspek utama, yaitu tes hasil belajar dan tes psikologi. Pelanggaran terhadap standar tes ini merupakan pelanggaran terhadap etika profesi, yang dalam hal tertentu dapat merupakan suatu kejahatan.[10]



[1] Daruma, AR.2003.Pengunaan Tes Psikologi.Maksar : Penerbit FIP UNM
[2] Sudijono,Anas.1998.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
[3] Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
[4] Haryati,Mimin.2007.Model dan Teknik Penilaian pada Satuan Pendidikan.Jakarta:GP Press
[5]Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara

[6] Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara

[7] Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara

[8] Sudijono,Anas.1998.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
[9] Daruma, AR.2003.Pengunaan Tes Psikologi.Maksar : Penerbit FIP UNM
[10] Sudijono,Anas.1998.Pengantar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada